Baru saja menjejak aspal di depan bangunan ini, kuping saya sudah diberondong tawaran menggiurkan. Mulai dari seruan 'Bali' , 'Jogja' hingga 'Bandung' diteriakkan oleh para kondektur. Membuat nurani saya menggeliat dan ingin sekali pura-pura terhipnotis bujuk rayu manis itu. Menggoda saya tanpa ampun. Sensasinya begitu dahsyat, menstimulus otak ini untuk menghadirkan imaji Sunset Kute yang indah, debur ombak Parangtritis yang magis dan kemerlap Ciwalk yang tak pernah padam. Ah terminal ini membangkitkan hasrat travelling saya detik ini juga.
Namun, sebelum iman dan otak saya benar benar didobrak, saya mengalihkan pandangan. Mengamati pasangan muda di sisi sana, yg bergenggaman tangan tanpa spasi sdikitpun di antara sela jari mereka. Tak lama kemudian, kondektur bus menyerukan satu nama kota dan sang lelaki menoleh pada wanitanya.
Mereka tidak bisa menyembunyikan itu, rasa tidak rela untuk berpisah. Saya berpaling, jengah. Sudah hapal kelanjutan skenario kisah cinta itu. Dalam hati hanya berdoa, semoga kelak pintu ke mana saja ala doraemon itu, benar adanya .
Namun, sebelum iman dan otak saya benar benar didobrak, saya mengalihkan pandangan. Mengamati pasangan muda di sisi sana, yg bergenggaman tangan tanpa spasi sdikitpun di antara sela jari mereka. Tak lama kemudian, kondektur bus menyerukan satu nama kota dan sang lelaki menoleh pada wanitanya.
Mereka tidak bisa menyembunyikan itu, rasa tidak rela untuk berpisah. Saya berpaling, jengah. Sudah hapal kelanjutan skenario kisah cinta itu. Dalam hati hanya berdoa, semoga kelak pintu ke mana saja ala doraemon itu, benar adanya .
0 komentar