Aku menulis ini saat sedang sakit, rebah pasrah di ranjang dan tidak ada seorangpun teman berbicara. Aku menghabiskan film Art of Getting By dan Letters To God serta buku Looking for Alaska dan Five People You Meet in Heaven dalam kurun 2x24 jam. Tadinya aku ingin menulis surat cinta tapi ternyata jempolku memilih untuk menulis daftar ini alih-alih berbait puisi rumit.
Jadi ini dia 10 Hal Yang Akan Aku Lakukan Jika Kamu Mati Duluan :
1) Aku menangis, tidak lama tapi cukup sering. Di setiap moment yang membangkitkan kenangan tentangmu, di setiap tempat yang pernah kita kunjungi bersama.
2) Aku menjadi lebih religius—atau kemungkinan menjadi atheist—karena di satu sisi aku ingin mempercayai bahwa kamu baik-baik saja di sebuah tempat indah di sana, sekaligus mengutuk Tuhan karena begitu jahat, menjemputmu duluan. Entahlah, mungkin atheist lebih sedikit menarik karena kita tidak perlu memamerkan ritual ibadah namun tetap melakukan kebajikan dengan lebih ikhlas tanpa mengharap imbalan surga. Tapi aku belum siap menjadi atheist, setidaknya sampai aku tuntas membaca semua kitab suci.
3) Aku bangun sendirian tiap pagi. Sebelumnya pun aku selalu sendirian, tapi biasanya ada suaramu—yang tidak merdu tapi aku rindu—dari seberang sana. Suara itu yang memompa semangatku hingga mencapai titik paling maksimal. Kita bercanda hingga 1-3 jam di telfon sampai tersadar matahari sudah semakin tinggi dan kita harus melakukan aktivitas masing-masing, kemudian menutup telfon tanpa basa-basi manis ala pasangan kebanyakan.
4) Aku telat makan, bahkan sering lupa makan. Karena aku orang yang sangat pandai menunda lapar—dengan cara tidur lebih lama dibandingkan orang dewasa pada umumnya—lagipula tidak ada lagi kamu yang selalu mengingatkanku untuk makan, minum air putih, multivitamin, dan membeli buah.
5) Aku memotong rambut. Orang bilang itu adalah salah satu gejala frustasi, tapi tidak, aku tidak frustasi. Aku hanya ingin memangkas sedikit kenangan tentang kamu yang—setelah aku analisa dengan sampel teman perempuan terdekatmu selama ini—tertarik pada sosok berambut panjang. Well, berani taruhan deh, pendek ataupun panjang rambutku, kamu tetap sayang. Iya kan? Diam berarti iya.
6) Aku membeli parfum 212 For Men. Menyemprotkannya banyak-banyak ke setiap pakaianku, merasuk hingga ke rongga dada dan berpura-pura kamu ada di sekitar, kamu hanya sedang pergi sebentar untuk berputar-putar dan akan kembali meski entah kapan. Semua parfum The Body Shop White Musk ataupun Zara White aku buang ke tong sampah. Err... sebenarnya parfumku juga sudah habis dan 212 For Men aromanya tidak jelek-jelek amat.
7) Aku menonton film-film tentang kehidupan, alergi pada drama romantis. Semenjak tidak ada lagi kata "kita" sepertinya sia-sia membayangkan tentang hari-hari indah penuh romansa di suatu kelak. Aku akan mencoba lebih realistis dan membuktikan hipotesa bahwa "Akhir Bahagia Itu Tidak Ada". Seperti roman-roman klasik dimana salah satu tokoh harus mati dan menyisakan pilu yang kekal.
8) Karena ini adalah angka favorit maka aku akan melakukan hal-hal yang kita gemari. Apa yah? Mungkin ke toko buku, membeli beberapa buku bagus, lalu mampir ke kedai kopi. Menghabiskan banyak waktu di meja pojok yang berjendela besar atau terletak di luar jika cuacanya bagus dan menghadap ke laut sebagai bonus. Kamu suka laut kan, captain?
9) Aku merapikan kamar dan mengepak barang. Itu adalah satu cara paling sederhana untuk membunuh sepi. Tidak menghabiskan banyak biaya dan bermanfaat, sekaligus olahraga dan berkeringat. Oh iya, aku juga mencopot poster besar di kamar dan menempelkan lebih banyak fotomu di segala penjuru. Aku tidak akan membuang foto, apalagi membakarnya karena itu sama saja dengan menyumbang polusi pada bumi dan itu jahat.
10) Terakhir, aku akan melanjutkan hidup. Yeah, kamu pasti benci dan meracau melihat aku yang kacau. Baiklah, aku akan melanjutkan hidup, tidak bersusah payah mencari penggantimu karena tidak akan bisa. Dalam proses ini, aku akan bertemu beberapa orang yang mengesankan—lebih intelek, lebih tampan, lebih menyenangkan, tidak merokok, bangun pagi, suka musik, lebih perhatian, seksi, rebel, tertarik dengan dunia penerbangan—tapi itu tidak akan pernah sama dan butuh waktu lama. Aku tidak akan menutup diri namun juga terlalu lelah untuk basa-basi tidak penting. Kau tahu? Aku masih punya cukup banyak pasokan darah untuk membiarkan luka ini menganga dan akhirnya sembuh sendiri, sebelum mati.
PS: Jika suatu hari nanti kamu mati, pastikan kamu telah menyiapkan sebuah kenangan yang bisa menguatkanku di sepanjang sisa hidup. Misalnya saja, kita versi junior. Jadi, kau tidak boleh mati sebelum itu terwujud. Jika dan hanya jika kau mati lebih dulu. Bagaimana sebaliknya? Ceritakan, apa yg akan kau lakukan jika suatu hari nanti aku mati lebih dulu?
Kamar, Hujan, 2014
0 komentar