Sewaktu kecil, jika ditanya gedenya nanti ingin jadi apa, aku selalu menjawab: jadi astronot. Sementara teman-teman lain ingin menjadi dokter, guru, ataupun polisi, aku justru ingin pergi ke luar bumi dan menjelajahi angkasa. Menurutku pekerjaan astronot itu paling asik. Seragamnya keren dan kita hanya melayang-layang saja di ruang hampa udara tanpa perlu pusing memikirkan rumus matematika dan akuntansi.
Padahal syarat untuk menjadi seorang astronot, haruslah lulusan sarjana ilmu eksakta dan matematika adalah salah satunya. Pekerjaan astronot pun ternyata tidak semudah ngawang-ngawang di udara dengan soundtrack lagu-lagu bergenre shoegaze. Setelah cukup dewasa dan bisa mencari informasi lebih banyak, aku mendapati fakta bahwa tanggung jawab astronot begitu besar. Jam kerjanya pun lebih banyak berada di ruang angkasa daripada di bumi, artinya akan sangat jarang untuk bertemu keluarga. Memikirkan fakta ini, cita-citaku jadi astronot langsung kandas. Ngga jadi deh.
Menurutku, kumpul dengan keluarga adalah aspek penting dalam menjalani hidup. Masa kecilku dulu jujur saja tidak banyak dihabiskan bersama keluarga karena orang tua sibuk bekerja dan ayah bertugas di luar kota. Kemudian saat lulus SMP giliran aku yang harus merantau ke Pulau Jawa demi mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas. So, aku tidak benar-benar menghabiskan masa kecil bersama orang tua.
Kini setelah menikah dan menikmati moment menjadi seorang ibu, rasanya tidak ingin sedetik pun pisah dari si kecil. Meskipun tidak bisa dipungkiri, ada keinginan juga untuk tetap produktif dan menjadi entitas yang berguna untuk orang banyak. Tapi memangnya ada perusahaan di Indonesia yang mengijinkan karyawan membawa anak ke kantor? Kalaupun ada, sepertinya tidak banyak dan umumnya berlaku untuk pemegang jabatan tertentu yang sudah menahun mengabdi pada perusahaan.
Kini setelah menikah dan menikmati moment menjadi seorang ibu, rasanya tidak ingin sedetik pun pisah dari si kecil. Meskipun tidak bisa dipungkiri, ada keinginan juga untuk tetap produktif dan menjadi entitas yang berguna untuk orang banyak. Tapi memangnya ada perusahaan di Indonesia yang mengijinkan karyawan membawa anak ke kantor? Kalaupun ada, sepertinya tidak banyak dan umumnya berlaku untuk pemegang jabatan tertentu yang sudah menahun mengabdi pada perusahaan.
Maka untuk tetap produktif namun juga menjalankan tugas sebagai Ibu, aku pun memutuskan untuk bekerja dari rumah. Jenis pekerjaannya pun tidak jauh-jauh dari scope kerja mamak-mamak yaitu bisnis makanan. Karena saya pecinta makanan Manado, maka jadilah Nakam-Me akhir tahun lalu. Alhamdulillah peminatnya sudah cukup banyak. Namun yang menjadi persoalan berikutnya adalah: bagaimana agar bisnis rumahan ini bisa berkembang dan memberi manfaat lebih luas lagi?
Beruntung sekali, aku bisa bertemu dengan Ibu Futri Zulya (a successful womanpreneur) yang berbagi kisah awalnya menjadi pengusaha di usia muda yaitu 23 tahun. Kini ia sudah memiliki berbagai usaha di bidang kitchenware, kecantikan dan juga sekolah montessori.
Sharing session salah satu partner kerja Futri Zulya |
She said: at the first find your passion.
Ketika kita sudah menemukan apa passion atau hal yg membuat kita tertarik, maka lihatlah peluang usaha yg bisa muncul dari passion tsb. Misalnya di bidang fashion yang sangat relate dengan keseharian perempuan. Kemudian kumpulkan modal. Tidak harus banyak, tapi setidaknya bisa untuk memulai produksi awal dan untuk promosi.
Lalu tentukan partner untuk menjalankan usaha. Apalagi ketika kita memiliki rekan yang satu visi, sangat memungkinkan untuk diajak bekerjasama. Misalnya kita ingin berbisnis kuliner tapi tidak bisa memasak, yaa cari partner yang bisa masak. Lalu kitanya ngapain? Ya mengelola bisnis, mempromosikan apa yang sudah diproduksi.
Selanjutnya, rancanglah bussiness plan, apa goals dari usaha ini? Susun pula alur produksi yang sesuai dengan time mapping dan tentukan segmentasi pasar yang diincar. Salah satu hal krusial juga adalah menyusun anggaran yang jelas. keseJangan sampai ada dana di laur dugaan yang akan berimbas pada keseimbangan neraca keuangan usaha kita nanti.
Bangun support system, yang terdiri dari keluarga, teman, relasi. Beritahu mereka tentang bisnis yg kita jalankan. Sehingga mereka pun tau kondisi saat ini dan maklum jika waktu luang tidak sebanyak dulu
Salah satu aspek penting dalam usaha adalah budgeting. So, kita benar-benar harus mengatur cashflow, yang paling penting adalah jangan pernah mencampur dana usaha dengan dana pribadi. Jangan sampai niatnya untung malah jadi buntung.
Selain berbagi ilmu bisnis yang bermanfaat, Futri Zulya juga menjelaskan tentang siklus keuangan yang dialami oleh manusia. Ada 3 fase yang umumnya terjadi dan harus dihadapi dengan strategi yang tepat. Beriku gambarannya:
Selain berbagi ilmu bisnis yang bermanfaat, Futri Zulya juga menjelaskan tentang siklus keuangan yang dialami oleh manusia. Ada 3 fase yang umumnya terjadi dan harus dihadapi dengan strategi yang tepat. Beriku gambarannya:
Courtesy: Materi Presentasi Womantalk oleh Futri Zulya |
Rezeki memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT, namun kita sebagai hambanya yang berakal tidak lantas diam berpangku tangan menunggu rezeki itu datang. Yuk sama-sama menjemput rezeki halal salah satunya dengan menjadi mompreneur. Siapa bilang, ibu rumah tangga tidak bisa berdaya? Kita kan, MOM alias master of multitasking. Setuju?
20 komentar
Setujuuu... kita bisa tetap produktif dari rumah di bidang yang kita sukai
BalasHapusHidup hanya sebentar, menikmati hidup dengan keluarga tentu hal yang bermanfaat. Terus sekarang masih pingin jadi astronot mbak? 😁
BalasHapusFind YouTube passion' nih yang wajib di highlight banget buat aku
BalasHapusFollow your Dream and Find Your Passion..then execute your Business..
BalasHapusSeruu pokoknya kemarin acara nya yamba
Setujuuu...Mom of Multitasking hendaknya mengembangkan diri sesuai passion yang dimiliki.
BalasHapusHihihii...sekarang anak-anak adakah yang bercita-cita menjadi astronot? Seru ya ngobrolin bisnis
BalasHapusCurhat para momprenuer bisa membantu solusi keuangan mereka baik rumah tangga ataupun usahanya
BalasHapusHobimu adalah peluangmu hehehe
BalasHapusMbak Futri ini keren ya. Perempuan cantik, bisnisnya sukses masih mau berbagi ilmu samakita-ita pula, saluuutt
BalasHapusMasya Allah.. semoga maju terus ya mba usaha kulinernya.. Semoga kita semua bisa lolos dib3 fase keuangan.. Aamiinn Aamiin
BalasHapusSetuju banget mbak, MOM alias master of multitasking. Bangga jadi perempuan, bukan cuma pandai urus rumah tapi pandai berbisnis juga.
BalasHapusWaaah mom Tian pen jadi astronout? Though some of childrens think the same yaah hehe kalo aku dokter XD btw sukses buat nakam.me nyaaa!
BalasHapusjadi pengen kenal lebih jauh sama Mbak Futri ini.. semoga sukses selalu buat womenpreneur indonesia
BalasHapusSetujuu! Aku jadi notice dengan 3 fase siklus keuangan, jadi bener ya usia produktif kita memang harus dimanfaatkan sedemikian rupa, sayang waktu berlalu cepat tiba2 udah di fase yg kedua.
BalasHapusSayang nih belum kesampaian ikut acara spt ini..padahal pengen biar makin semangat wirausaha saya
BalasHapusAku jaman kecil dulu kalau ditanya, cita-citanya mau jadi apa? Pasti selalu jawab "Pengen jadi dokter" Wah ini tahapan-tahapan untuk siklus keuangannya bisa jadi referensi nih, dan di usiaku sekarang belum terlambat nih.
BalasHapusSalut banget sama wanita yang jago bisnis trus multitalen juga. Asli memulai bisnis itu harus dengan mood booster yang bagus.
BalasHapusBaru tau saya, harta kita ada tiga fase, fase mengumpulkan, meningkatkan kekayaan dan mendistribusikannya. Dipikir pikir bener juga ya mbak, kadang kita lupa mengelola yang kedua. Dan yang ketiga pun tanpa perencanaan heuheu PR banget ini ya.
BalasHapusMba futri ini emang sangat menginspirasi sekali, semua tips dari beliau patut kita coba dan lakukan dlm kehidupan kita agar bs sukses seperti beliau
BalasHapusMenginspirasi banget ya mbak Futri, sayang saya belum sempat ikutan acaranya. Moga next time bisa ikut untuk gali ilmu lebih banyak lagi
BalasHapus