Hai Moms!
Sejak berumah tangga, salah satu pengeluaran yang rutin dianggarkan tiap bulan adalah biaya listrik. Dulu sebelum menikah, mana pernah sih kepikiran tentang biaya listrik? Semua sudah terakumulasi dalam harga sewa kos. Nominalnya pun tidak terlalu banyak. Sekarang? Harga listrik naik sedikit, langsung pusing kepala mamak. Padahal pemakaian sudah diusahakan seirit mungkin, tapi kenaikan harga tidak bisa dibendung. Ingin bebas biaya listrik, ah sepertinya itu tak mungkin.
Awal tahun 2018, saya biasanya menghabiskan sekitar 200 ribu rupiah per bulan untuk biaya listrik. Itu untuk pemakaian TV, lampu, AC ketika malam hari saja dan rice cooker. Namun saat ini ada penambahan biaya sekitar 50 hingga 70 ribu. Tidak ada penambahan alat elektronik, tapi kok budget semakin membengkak? Usut punya usut, hal itu disebabkan oleh berkurangnya jumlah kWh yang saya dapatkan ketika mengisi token listrik pra bayar karena tarif listrik yang semakin menanjak. Per Oktober, budget listrik saya naik jadi 250 hingga 300 ribu per bulan. Bagi ibu-ibu, angka segitu sangat berarti lho. Uang dengan nominal tersebut bisa digunakan untuk membeli bahan makanan selama 3 hari, stok popok seminggu atau pun gincu diskonan di e-commerce.
Semakin membengkaknya biaya listrik, kadang membuat saya berangan-angan. Apakah suatu hari nanti ada benda yang membuat kita tidak bergantung pada energi listrik? Bagaimana jika pasokan listrik habis? Akankah muncul alat secanggih milik Doraemon sebagai solusi? Well, sebenarnya jika rajin membaca berita, negara maju sudah mulai menciptakan energi terbarukan yang layak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi. Kita perlu menggarisbawahi juga bahwa energi listrik bisa habis. Dilansir dari TEMPO, setiap tahun tambahan kebutuhan listrik masyarakat sekitar 5.000 MW, sementara Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya mampu menyediakan tambahan pasokan listrik sekitar 4.000 MW. Artinya, ada defisit pasokan listrik 1.000 MW per tahun. Bila tidak ada langkah nyata, Indonesia akan mengalami krisis listrik pada tahun 2018.
Kurangnya pasokan listrik membuat sebagian wilayah di Indonesia sering terkena pemadaman listrik bergilir, dan kondisi ini umumnya terjadi di luar Pulau Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan. Pasokan listrik berkurang, harga semakin mahal. Lalu apa solusinya? Kita butuh cara baru mengkonsumsi energy tanpa fosil, yang membuat kita tidak bergantung pada listrik dan yang paling penting :
BEBAS BIAYA LISTRIK BULANAN!
Ga percaya ah! Mana bisa?
Tenang, temuan baru memang sulit untuk langsung diterima oleh khalayak. Contohnya adalah Wright bersaudara. Dulu mereka dianggap gila karena berpendapat bahwa nanti besi bisa terbang. Tapi lihat sekarang? Pesawat menjadi salah satu penemuan yang memberi banyak manfaat bagi umat manusia. Henry Ford juga jatuh bangun untuk membuat revolusi industri transportasi. Pikiran mereka dianggap khayalan, namun kini kita merasakan langsung implementasi dari ide mereka.
Nah jika di Amerika ada Tesla ciptaan Elon Musk. Di Indonesia ada Baran ciptaan Victor Wirawan. Apa itu Baran dan bagaimana kehadirannya membawa perubahan positif pada Indonesia? Yuk simak ulasanku ya Moms...
BARAN, SOLUSI LISTRIK MAHAL
Energi berkelanjutan dan pengurangan karbon telah menjadi perhatian utama di Indonesia dan banyak negara lain di seluruh dunia. Dalam kondisi ini, dibutuhkan lebih dari sekedar kemajuan teknologi tetapi juga keinginan kuat untuk konsisten berkontribusi positif. PT Aldebaran Rekayasa Cipta adalah startup Indonesia baru yang memiliki visi untuk memecahkan masalah ini. Terdiri dari tim muda yang terdiri dari pengusaha, insinyur, dan antusias bereputasi, dengan produk, teknologi, dan model bisnis inovatif.
Hal tersebut dimulai dengan pengembangan solusi penyimpanan energi baru yang disebut Baran Power. Viktor Wirawan selaku CEO dari Baran, merasa tertantang ingin melakukan hal positif yang manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh Indonesia secara merata. Salah satunya adalah dengan menghadirkan solusi dari keluhan biaya listrik yang semakin melonjak. Dengan mengusung tagline Lifestyle, Simple and Powerful, Baran hadir sebagai solusi energi yang terbarukan.
JENIS-JENIS BARAN
Baran sendiri terdiri dari tiga produk utama yaitu:
- Baran Power diperuntukkan untuk perumahan
- Baran EV (Electric Vehicles)
- Baran Cube
Sebuah Baran Power memiliki daya tampung sebesar 8800 watt. Jika dipasang di rumah, mampu untuk mengalirkan energi yang membuat alat elektronik bekerja seperti biasanya. Energi yang disimpan dalam Baran Power dihasilkan oleh cahaya matahari melalui panel surya. So, kita tidak perlu memakai energi listrik dan membayar tarif pe kWh setiap bulannya. Alhamdulillah bisa hemat nih buibu, makin disayang suami deh. Plusnya lagi, desain tampilan Baran yang mengusung tagline "Lifestyle, Simple, Powerful" membuatnya bisa dipajang di bagian rumah manapun tanpa mengganggu nilai estetika tata ruang rumah kita.
Selain Baran Power, akan hadir juga Baran EV yaitu mobil listrik dengan desain simple futuristik yang dibanderol dengan harga di bawah 1 M. Baran EV ini akan menjadi solusi dari kelangkaan BBM dan meminimalisir polusi di sekitar kita.
Baran Electric Vehicles, mobil canggih hemat energi |
Hadir pula Baran Cube untuk kebutuhan daya energi yang lebih besar. Misalnya untuk keperluan area pertambangan, perkebunan dan usaha skala besar lainnya.
BARAN CUBE untuk pasokan energi yang lebih besar |
KENAPA HARUS BARAN?
- Dari segi biaya, akan konstan. Sementara biaya untuk listrik konvensional terus menanjak karena inflasi.
- Produksi Baran dilakukan oleh 100% anak bangsa. Sehingga bisa dibilang Baran ini adalah murni karya anak bangsa dan kita seharusnya mendukung penuh inovasi ini agar bisa mendunia.
Gambar di atas menunjukkan bahwa harga mobil konvensional akan semakin turun, namun investasi pada tekhnologi Baran akan semakin menjanjikan. Mungkin bukan untuk saat ini, namun bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak. Karena belum tentu 30 atau 50 tahun lagi, energi listrik bisa tersuplai seperti saat ini. Salah satu cara untuk memastikan generasi penerus kita bisa bertahan adalah dengan mempersiapkan segala sesuatunya sedini mungkin. So, bagaimana buibu? Tertarik mencoba Baran? Tenang, launchingnya masih tahun depan jadi masih bisa menabung dari sekarang. Tapi jika ingin kepo lebih lanjut, bisa mengunjungi situs resmi Aldebaran Indonesia atau ikuti updatenya di Instagram Aldebaran Indonesia.
0 komentar