Hai Moms!
Setiap akhir pekan, saya dan suami menyempatkan diri mengajak Kabay bermain di alam bebas. Tidak perlu jauh-jauh ke hutan atau pegunungan, kami mainnya yang dekat-dekat saja semisal taman sekitar tempat tinggal. Hal ini sudah kami lakukan sejak Kabay berusia 3 bulan dan semoga bisa terus berlanjut hingga ia besar nanti. Kami berpendapat bahwa dengan bermain di tempat terbuka yang sejuk dan aman, si kecil akan belajar banyak hal dan lebih mengenal alam semesta. Kami berharap ia juga akan lebih peka terhadap makhluk hidup dan mengagumi ciptaan Allah SWT. Maka menurut saya, moment bermain di luar rumah adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan si kecil.
Hal ini sejalan dengan peringatan Outdoor Classroom Day yang diadakan pada tanggal 1 November 2018. Peringatan tersebut serentak dilaksanakan serentak di sekolah-sekolah di dunia dan juga Indonesia berpartisipasi sekaligus untuk memperingati Hari Anak Internasional. Belajar dan bermain merupakan salah satu dari hak anak yang diharapkan dapat memberikan wawasan dan keterampilan penting dalam kehidupan, seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas. Hal ini mengemuka pada kampanye global Hari Belajar di Luar Kelas di SMAN 2 Tangerang Selatan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya mendukung Sekolah Ramah Anak (SRA), dengan melangsungkan kegiatan belajar di luar kelas, atau Outdoor Classroom Day (OCDay).
Courtesy: Freepik |
Hal ini sejalan dengan peringatan Outdoor Classroom Day yang diadakan pada tanggal 1 November 2018. Peringatan tersebut serentak dilaksanakan serentak di sekolah-sekolah di dunia dan juga Indonesia berpartisipasi sekaligus untuk memperingati Hari Anak Internasional. Belajar dan bermain merupakan salah satu dari hak anak yang diharapkan dapat memberikan wawasan dan keterampilan penting dalam kehidupan, seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas. Hal ini mengemuka pada kampanye global Hari Belajar di Luar Kelas di SMAN 2 Tangerang Selatan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya mendukung Sekolah Ramah Anak (SRA), dengan melangsungkan kegiatan belajar di luar kelas, atau Outdoor Classroom Day (OCDay).
Siswa-siswi SLBN Balikpapan melakukan senam Germas, yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Belajar Di Luar Kelas OCDay pada hari Kamis (1/10). |
Hari Belajar di Luar Kelas atau OCDay merupakan kampanye global untuk menginspirasi aktivitas belajar di luar kelas, minimal 90 menit setiap hari. Jutaan anak dari ribuan sekolah di seluruh dunia turut mengambil bagian dalam kampanye ini. Sekitar lebih dari 120 negara pada hari ini melakukan gerakan Belajar di Luar Kelas, di antaranya: Inggris, Australia, India, Colombia, Saudi Arabia dan Amerika. Tercatat 3.464.843 anak-anak di 27.819 sekolah di seluruh dunia terlibat dalam OCDay. Sebanyak 927.395 adalah partisipan anak-anak di seluruh Indonesia yang mewakili 3.907 sekolah/madrasah di Indonesia. Mereka semua merayakan kegembiraan belajar di luar kelas pada 1 November 2018.
Termasuk di antaranya adalah siswa-siswi SMAN Puspitek, Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak, Lenny N. Rosalin, menyatakan bahwa pelaksanaan OCDay melalui SRA merupakan salah satu upaya memenuhi hak anak dan melindungi mereka dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi selama berada di sekolah. “Salah satu indikator terbentuknya Sekolah Ramah Anak adalah kegiatan belajar di luar kelas. Sekolah Ramah Anak membantu mewujudkan kondisi aman, nyaman, serta dan menyenangkan, selama anak di sekolah. Karena itu, belajar di luar kelas sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar ramah anak. Dengan demikian diharapkan kesehatan mental dan fisik anak-anak kita semakin baik. Membuat mereka semakin banyak melakukan aktivitas yang juga baik untuk tumbuh kembangnya. Sekolah Ramah Anak ini juga sudah luar biasa membantu menciptakan suasana belajar yang membangun karakter positif anak yang penuh persaudaraan dan keakraban,” jelasnya.
Deputi V Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM Strategis, Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardhani turut hadir di SMAN Tangsel. Menurutnya, “Masa Indonesia Emas 27 tahun dari sekarang adalah masa depan anakanak yang sekarang sedang berada di usia sekolah ini. Karena itu, penting memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang bermakna. Wawasan mereka akan bertumbuh lebih komplit lewat pengalaman bermain bersama, bekerjasama, bersosialisasi, dan saling mendukung dalam kesetaraan serta toleransi. Ini bekal penting bagi anak-anak calon pemimpin di masa mendatang.” ujar Jales.
Indonesia telah memulai OCDay sejak tahun 2017, yang diawali dengan kerjasama antara Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak dengan Ketua OCDay Global yang berpusat di London. Pada saat pertama kali berpartispasi, Indonesia menjadi kategori terbaik kedua setelah Inggris. Hal ini tercapai karena jumlah sekolah yang mengikuti dan melaksanakan OC Day di Indonesia semarak dengan berbagai tema. Di tahun 2018, Indonesia berpartisipasi kembali dengan jumlah SRA sebanyak 11.097 di 236 kabupaten/kota di 34 provinsi yang diikutsertakan.
Tahun ini, OCDay dilaksanakan dengan menggunakan konsep yang lebih variatif dari tahun sebelumnya. Terdapat 17 langkah kegiatan dan 10 nilai positif yang dilakukan oleh anak-anak dalam durasi waktu sekitar 3 jam. Dari 17 langkah kegiatan tersebut, anak-anak diharapkan dapat menerapkan dan berperilaku yang memenuhi 14 unsur, antara lain: pembentukan karakter positif, iman dan taqwa, kesehatan, adaptasi perubahan iklim, pelestarian permainan tradisional, cinta tanah air, literasi, pengurangan resiko bencana, dan mendorong sekolah ramah anak.
Keceriaan siswa-siswi SLBN
Balikpapan yang berpartisipasi pada kampanye global Hari Belajar di Luar
Kelas/OCDay
yang secara serempak dilaksanakan di seluruh Indonesia dan seluruh
dunia.
|
Kampanye global di Indonesia tahun ini serentak dipusatkan di beberapa sekolah yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, yaitu SMAN 2 Puspitek Serpong Tangerang, SDN 2 Bukittinggi, SLB Balikpapan, SMA Advent Manado, SDN 2 Lateri Ambon, dan YPK Kristus Jayapura Pelaksanaan OCDay ini selaras dengan amanat yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo agar setiap sekolah melakukan proses pembelajaran di luar kelas lebih banyak dengan persentase 60% daripada belajar di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak membosankan, sekaligus memberi tantangan yang berbeda bagi anak-anak.
Nah jika mommies penasaran dengan keseruan OCday, silahkan searching melalui hastag #belajardiluarkelas di social media. Mari menjadi orang tua yang tidak henti belajar dan mencari tahu tentang hal-hal bermanfaat bagi tumbuh kembang anak kita. Setuju?
1 komentar
Iyaa penting loh outdoor class day . Dlu jaman waktu aku sekolah dari pagi sampai sore aja dari Senin sampai Jumat aja pasti ada ngerasain jenuh . Semoga bisa berjalan dengan lancar yaa OC day tiap tahun nya
BalasHapus