Menjadi Generasi 'Mager' alias Mari Bergerak dan Olahraga
By katatian - Desember 14, 2018
Assalamualaikum Mom...
Adakah Moms yang rutin berolahraga setiap hari? Kalo ada, sykurlah. Artinya Moms cukup jago dalam manajemen waktu antara mengurus rumah tangga dan memperhatikan kesehatan. Saya termasuk orang yang jarang berolahraga. Paling hanya jalan kaki pulang pergi pasar dan itupun tidak setiap hari. Alhasil, badan jadi pegal dan bangun pagi dalam kondisi tubuh yang ga fresh. Padahal dulu saya pikir dengan beraktivitas mengurus anak itu sudah sama dengan berolaraga. Ternyata, bergerak saja belum bisa disebut olahraga Moms. Lalu, gerakan seperti apa yang bisa dikatakan berolahraga?
PENTINGNYA OLAHRAGA BAGI KESEHATAN
Beberapa waktu lalu, Kementerian
Kesehatan RI melalui Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga melakukan kampanye ’Pentingnya
Olahraga Bagi Kesehatan’ dengan
mengajak masyarakat Indonesia rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit
setiap hari. Kebetula salah satu kampanyenya berlokasi di RPTRA Borobudur yang ternyata kids friendly juga loh. Kampanye ini dilakukan sejalan
dengan Global
Action Plan for Physical Activity dari World Health Organization, yaitu peningkatan kebiasaan hidup sehat
dengan aktif bergerak dan penekanan angka sedentari sebesar 10% di tahun 2025 hingga 15% di tahun 2030. Pola hidup sedentari adalah kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seseorang yang tidak banyak melakukan aktifitas fisik atau tidak banyak melakukan gerakan.
Istilah pola hidup sedentari semakin populer ketika dikaitkan dengan masalah kesehatan. Hal ini disebabkan karena pola hidup sedentari dianggap sebagai faktor resiko terhadap berbagai masalah kesehatan populer seperti penyakit jantung dan stroke. Faktor resiko adalah hal-hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita suatu penyakit. Pola hidup sedentari juga merupakan faktor resiko terhadap berbagai masalah kelainan metabolisma; seperti: kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, resistensi insulin, obesitas, dsb. Wah bahaya banget ya Moms?
drg. Kartini Rustandi, M.Kes, Direktur Kesehatan
Kerja dan Olahraga,
Kementerian Kesehatan RI mengatakan, “Gaya hidup sedentari telah menjadi isu kesehatan di
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan peningkatan jumlah penduduk
Indonesia berusia ≥ 10 tahun yang kurang beraktivitas fisik
yaitu dari 26,1% menjadi 33,5%. Padahal
aktivitas fisik sangat penting karena memiliki banyak manfaat baik bagi tubuh
dan memengaruhi kualitas hidup
seseorang.”
Lebih lanjut drg. Kartini
menjelaskan, ”Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS), yang salah satu fokusnya adalah aktivitas fisik. Selain itu, Kementerian
Kesehatan RI juga berupaya untuk membangun 4 pilar sesuai dengan target Global Action Plan for Physical Activity dari World
Health Organization, yaitu menciptakan
individu aktif; masyarakat aktif; lingkungan aktif; dan sistem aktif. Salah
satunya adalah dengan simbolisasi pelemparan bola ’Ayo Indonesia Bergerak’ pada
Perayaan Hari Kesehatan Nasional 2018 lalu.”
CARA BEROLAHRAGA YANG BAIK
Dalam kesempatan kali itu, hadir pula dr. Michael
Triangto,
SpKO yang biasanya disebut dengan Dokter Olahraga. Tugasnya memang untuk mempersiapkan para atlet dalam kejuaraan-kejuaraan bergengsi. Beliau mengatakan, “Meskipun
disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, sesungguhnya aktivitas fisik dapat
dilakukan dengan mudah di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat umum. Contoh
mudahnya adalah memilih menggunakan tangga dari pada lift, serta mengikuti
kegiatan senam di kantor. Meski begitu, aktivitas fisik harus dilakukan dengan
prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur). Baik yaitu aktivitas fisik
disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan. Benar yaitu aktivitas fisik
dilakukan secara bertahap mulai dari pemanasan, latihan inti, dan pendinginan.
Terukur yaitu aktivitas fisik dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu
latihan. Teratur yaitu aktivitas fisik dilakukan teratur 3 hingga 5 kali dalam
seminggu.”
MANFAAT BEROLAHRAGA
1.Meningkatkan sistem otot dan tulang
2.Meningkatkan kerja sistem jantung paru
3.Memperkuat syaraf dan otot (koordinasi dan kontrol gerak)
4.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan tubuh
5.Membantu proses pemadatan tulang anak
6.Pertahankan dan kontrol berat badan
7.Membantu perkembangan sosial, meningkatkan rasa percaya diri, dan interaksi sosial
8.Meningkatkan konsentrasi belajar dan bekerja
9.Meningkatkan kreativitas, produktivitas dan prestasi akademik
Selain rutin
menjalani aktivitas fisik, Kementerian Kesehatan juga menghimbau masyarakat
untuk membatasi kegiatan sedentari. Kegiatan
sedentari adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur,
dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit alias mager gitu deh1>. So, sekarang tinggal kita memilih mau menjadi generasi malas gerak atau mari gerak? Saya sih mau tetap sehat dan mendampingi tumbuh kembang anak-anak, so yuk kita kemon berolahraga Moms!
0 komentar