Pentingnya menjaga kesehatan bagi para pekerja (Courtesy: unsplash) |
Beberapa hari ini saya dan seisi rumah tergolek lemah tak berdaya. Penyebabnya adalah batuk pilek yang awalnya saya derita, kemudian berpindah ke Mama dan bahkan ke bayi saya. Syukurnya suami masih setrong. Jika tidak, entah siapa yang akan merawat kami karena sakitnya menyerang bersamaan. Sungguh ketika sakit, saya merasakan pentingnya kesehatan kepala keluarga yg dalam hal ini adalah suami, tulang punggung utama di keluarga saya.
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan upaya kesehatan kerja dan kesehatan olahraga diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki sejumlah strategi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama bagi para pekerja.
Pekerja merupakan tulang punggung keluarga, penggerak ekonomi bangsa, pencetak generasi penerus bangsa, dan investasi bagi perusahaan. Oleh karena itu, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga melakukan upaya-upaya dalam rangka melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan.
Strategi yang dilakukan, yakni Kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja; Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan olahraga; Penguatan layanan kesehatan bagi pekerja; Penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan kerja dan olahraga; dan Penguatan sistem informasi kesehatan kerja dan olahraga.
Pentingnya kesehatan kerja berhubungan dengan adanya proyeksi pola kependudukan Indonesia pada tahun 2025, di mana terjadi bonus demografi atau peningkatan kelompok usia kerja/produktif. Cakupan kesehatan kerja meliputi sektor formal dan informal yang berlaku bagi setiap individu yang berada di lingkungan kerja.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berkomitmen penuh untuk meningkatkan kesehatan para pekerja Indonesia. Komitmen itu sejalan dengan agenda Pembangunan Kesehatan Nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu.
Tujuannya adalah agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Karena masyarakat sehat merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Selama ini, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga. Pada pelaksanaannya, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga
MENGENAL LEBIH DEKAT DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
Berikut ini saya akan membagikan informasi tentang sosialisasi lingkungan dan program kerja Kementrian Kesehatan Kerja dan Olahraga :
1. Griya Sehat (GS)
Griya Sehat kementrian kesehatan merupakan model fasilitas pelayanan kesehatan tradisional yang utamanya yaitu pelayanan promotif dan preventif. Pelayanan yang diberikan saat ini antara lain pelayanan akupuntur, pelayanan akupresur, pelayanan pijat baduta dan edukasi pengenalan serta pemanfaatan tanaman yang berkhasiat sebagai obat.
Jadwal pelayanan di Griya Sehat yaitu pada pukul : 11.00 – 14.00 yang terdiri dari pelayanan :
a. Pelayanan akupuntur : Senin dan Kamis
b. Pelayanan Akupresur : Selasa dan Rabu
c. Edukasi Ramuan : Jumat
d. Pijat Bayi : Jumat
Kegiatan Pijat Bayi berupa edukasi kepada Ibu dan keluarganya tentang pemanfaatan pijat bayi untuk meningkatkan dan mendukung tumbuh kembang bayi dan balita. Pelayanan di Griya Sehat (GS) kemenkes saat ini baru diberikan kepada karyawan kementrian kesehatan.
2. Ruang Terbuka HIjau (RTH)
Ruang terbuka hijau terdiri dari tanaman berkhasiat obat yang ditata berdasarkan siklus kehidupan mulai dari (PUS) Pasangan Usia Subur, Bayi, anak, usia kerja dan Lanjut Usia (Lansia) dan dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan serta mengatasi gangguan kesehatan ringan. Tanaman obat yang tersedia di Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai edukasi dalam pengenalan dan pemanfaatan tanaman obat bagi kesehatan.
3. Implementasi Gerakan Nasional Bugar Dengan Jamu (Gernas Bude Jamu)
Gerakan Nasional Bugar dengan Jamu (Gernas Bude Jamu) merupakan program kementrian kesehatan yang dicanangkan oleh Mentri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan pada tanggal 23 Januari tahun 2015 diharapkan dapat meningkatkan kembali budaya minum jamu dimasyarakat dan jamu menjadi pilihan pertama untuk menjaga kesehatan dan kebugaran keluarga.
Gerai jamu merupakan salah satu implementasi Gernas Bude Jamu dalam mendukung Germas (Gerakan Masyarakat) hidup sehat dengan tujuan untuk menjaga jamu sebagai warisan budaya nasional agar semakin dikenal dan dicintai masyarakat, sehingga diharapkan produk jamu dan obat tradisional Indonesia semakin berkembang.
Gerai jamu Kementrian Kesehatan diharapkan akan menarik pegawai dan pengunjung kementrian kesehatan untuk menikmati jamu dan meningkatkan kecintaan terhadap jamu. Direktorat Jendral Kefarmasian dan alat kesehatan telah membangun 3 (tiga) gerai jamu di Lobby Gedung Sujudi dan Lobby gedung Adhyatma Blok A dan Blok C
4. Fitnes Center
Penanggung Jawab Utama dan Pendukung : Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga/ Biro Umum.
Tujuan Penyediaan Fasilitas : Implementasi Germas salah satunya aktifitas fisik, meningkatkan kebugaran jasmani pegawai.
Kegiatan harian : Aerobik, line dance, yoga, senam pencegahan osteoporosis, weight training. Kunjungan : Pegawai Kementrian Kesehatan.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga meliputi berbagai subdit antara lain yaitu :
1. Sudit Kesehatan Okupasi dan Surveilans
2. Subdit Kesehatan Lingkungan Kerja
3. Subdit Kesehatan Olahraga
4. Subdit Kapasitas Kerja
5. Sub Bag tata Usaha
6. Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
Untuk mendapatkan kesehatan kerja, upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan seperti polusi udara, polusi suara untuk menciptakan generasi masyarakat yang sehat, bugar dan produktif.
Untuk mendapatkan kesehatan olahraga, upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan untuk menciptakan generasi masyarakat yang sehat, bugar dan produktif.
Kemudian siapa saja Masyarakat yang sehat bugar dan produktif? Termasuk didalamnya Ibu Hamil, Anak Sekolah, usia produktif (pekerja), jemaah haji dan lansia.
Apa saja yang menjadi sasaran program kesehatan kerja dan olahraga? Untuk Kesehatan kerja meliputi Pekerja Formal dan Pekerja Informal sementara untuk kesehatan Olahraga masyarakat yang berprestasi.
Arah Kebijakan Dan Strategi Kesehatan Kerja dan Olahraga
5 Kebijakan kesehatan kerja dan Olahraga antara lain sebagai berikut :
1. Membangun masyarakat yang sehat bugar dan produktif dengan menitikberatkan upaya promotif dan preventif
2. Memperkuatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
3. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga secara bertahap terpadu dan berkesinambungan
4. Pengembangan program kesehatan kerja dan olahraga melibatkan LP/ LS dunia usaha, swasta dan masyarakat.
5. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga sesuai fengan standard profesi, standard pelayanan dan SPO
5 Strategi kesehatan kerja dan Olahraga antara lain sebagai berikut :
1. Kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja
2. Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan olahraga
3. Penguatan layanan kesehatan bagi pekerja
4. Penguatan kebijakan dan management kesehatan kerja dan olahraga
5. Penguatan system informasi kesehatan kerja dan olahraga
Direktorat kesehatan kerja dan Olahraga sangat mendukung Gerakan Masyarakat untuk kesehatan ibu dan anak, ASI exklusif, PTM (Penyakit Tidak Menular), Penyakit Menular (TBC & HIV) Akreditasi Faskes, (RS & FKTP) UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Istitaah Haji, Revolusi Mental.
Program Program yang Mendukung Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah sebagai berikut :
a. Pembinaan Kesehatan Pekerja FORMAL (GP2SP) dan INFORMAL (Pos UKK)
b. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Pekerja – Pelayanan Sarana dan Sasarab
c. Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan dan Lingkungan Kerja.
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
e. Pembinaan SDM dan Profesi Kesehatan Kerja
f. Pembinaan Kesehatan Olahraga Masyarakat (Anak Sekolah, Pekerja, Haji dan Ibu Hamil)
g. Pembinaan kesehatan Olahraga dan Prestasi
Kemudian yang menjadi indikator Keberhasilan Program Kesehatan Kerja dan Olahraga salah satu diantara nya adalah :
a. Puskesmas yang melaksanakan Kesehatan Kerja dasar
b. Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas
c. Sarkes CTKI yang memenuhi standard
d. Puskesmas membina kelompok olahraga diwilayahnya
e. Puskesmas membina kesehatan olahraga anak SD
f. Jemaah Haji yang diukur kebugaran jasmaninya.
Berdasarkan sumber data dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 menjelaskan bahwa terdapat 60% Pekerja Informal seperti Pedagang Kaki lima, Ojek online, Petani, Nelayan, Asisten Rumah Tangga dan 40% Pekerja Formal seperti Pegawai Negri Sipil, Karyawan Swasta, Pengusaha diantaranya 38,25% adalah pekerja perempuan dan 61,75% pekerja laki laki. Kemudian Pekerja Formal merupakan tulang punggung keluarga, asset perusahaan atau Negara, penggerak ekonomi bangsa dan pencetak generasi penerus yang wajib berbadan sehat.
Jika Keluarga sehat maka pekerja sehat sehingga keluarga Bahagia. Jika Keluarga Sakit, Pekerja Sehat maka akan menjadi beban keluarga. Jika keluarga sehat pekerja sakit maka akan menjadi masalah bagi Keluarga. Jika Keluarga sakit dan pekerja sakit maka bencana bagi keluarga.
Hal tersebut menyadarkan kita bahwa tujuan kita hidup adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sebaik – baiknya
0 komentar